Woensdag 26 Februarie 2014

Bandung with love

Dan demikianlah semua harus terjadi, karena memang harus terjadi
Hidup ini terus berlanjut
Kita semua pernah merasakan dikhianati dan mengkhianati, setia dan tidak setia
Kita semua pernah merasakan cintayang membawa kita ke tempat tertinggi, kita lalu merasakan terjatuh karena kesalahan kita sendiri
Kita tidak mati tapi lukanya membuat kita tidak bisa berjalan seperti dulu lagi :)

Donderdag 20 Februarie 2014

Paradigma Kebidanan

Kebidanan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan
>>Wanita /manusia adalah makhlk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempuyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. wanita/ibu adalah penerus generasi keluaga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat dirtentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
>>Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu dalam waktu melaksanakn aktivitasnya. lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psiko sosial, lingkungan  biologis dan lingkungan  budaya. igkungan psiko sosial meliputi keluarga, kelompok, komuniti dan masyarakat.  ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, komuniti dan masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan komplek yang dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan uni dari komuniti.
>>Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh).
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan. demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
>>Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam ranga tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
>>Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahikan ileh ibu yang sehat. hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.
walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologis namun bila tidak ditangani secara akurat dan benar, keadaan fisiologis akan menjadi patologis. hal ini akan berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. leh karena itu layanan pra perkawinan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan.
Diambil dari Sofyan, Mustika et all, 2008, 50 tahun IBI Bidan menyongsong Masa Depan, Jakarta.

Subhanallah

Catatan Dosa Seorang Mujahid Muda di Suriah
Shoutussalam – Kamis (6/2/2014), sebuah catatan harian seorang mujahid muda di Suriah yang baru saja gugur syahid tersebar. Menjadi perbincangan hangat dan tak henti-hentinya membuat banyak orang berdecak kagum.
Bukan karena amalan Jihadnya yang luar biasa. Memimpin operasi Mujahidin, membunuh banyak musuh, dan lain sebagainya. Bukan, bukan.
Bukan lantaran amalan-amalan keseharian di samping amal Jihadnya, seperti tak pernah bolos sholat sunnah, atau puasa setiap hari, dan amalan lain. Bukan, bukan.
Namun sang Mujahid muda tersebut, mengisi buku diary-nya di medan jihad dengan daftar dosa dan kesalahan yang selalu ia kerjakan setiap harinya.
Young Mujahid in Syria
Alkisah, terjadi baku tembak sengit antara Mujahidin Suriah dengan Tentara Nushairiyyah yang menghantarkan beberapa Mujahid gugur syahid.
Usai pertempuran dan kemenangan berada di pihak Mujahidin, mereka mulai menyisir lokasi guna mencari jasad saudara-saudaranya yang gugur. Dan ditemukanlah jasad seorang Mujahid muda yang baru berumur 16 tahun.
Mujahidin temukan dan saksikan tanda-tanda kesyahidan pada sang bocah Mujahid tadi. Rasa takjub mereka tak berhenti sampai disitu. Mereka temukan sebuah buku catatan kecil di saku syuhada’ cilik tadi.
Apakah isinya? Isinya adalah daftar dosa dan kesalahan yang dilakukan sang Mujahid muda tadi selama satu pekan terakhir di bumi Jihad.
Senin : Aku tidur tanpa mengambil air wudhu terlebih dahulu.
Selasa : Aku tertawa terbahak-bahak dengan suara yang sangat keras.
Rabu : Aku menyelesaikan Qiyamul Lail (Sholat Malam) dengan terburu-buru.
Kamis : Tatkala aku sedang beristirahat, dan bermain bola dengan teman-teman lain, aku mencetak angka, memasukkan bola ke gawang lawan. Dan saat itu menyelusup di batinku rasa bangga/ ujub.
Jum’at : Aku hanya bersholawat 700 kali, padahal seharusnya 1000 kali.
Sabtu : Salah satu komandan Mujahidin mendahuluiku ketika memberikan salam.
Ahad : Aku lupa berdzikir pagi.
Dan hal yang mengejutkan adalah, ia lakukan hal-hal yang ia anggap sebagai “dosa” dan “kesalahan” itu tatkala ia sedang beramal Jihad, beramal Ribath, berjaga-jaga di front pertempuran terdepan melawan musuh-musuh Islam.
Lantas, bagaimanakah kita ketika menghitung-hitung setiap kesalahan dan berintrospeksi diri atasnya?
Sungguh kita perlu belajar dari Sang Mujahid muda ini. Meski ia telah memiliki gelar sebagai seorang “Mujahid” dan bahkan “Syuhada”, InsyaAllah. Dirinya tetap diselimuti rasa rendah hati, dan tak berpuas diri dengan hanya amal jihadnya saja.
Meski di masa udanya telah menjadi seorang Mujahid, ia tetap tak merasa pongah dan ogah untuk bermuhasabah diri. Ia selalu mengingat-ingat dan menangisi kesalahan-kesalahan yang sebetulnya tidaklah layak dikategorikan sebagai sebuah dosa. [arkan]
πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„
Semoga kita bisa mengambil banyak ibroh dari kisah yang menakjubkan ini..
VOA-ISLAM.COM
Catatan Dosa Seorang Mujahid Muda di Suriah

Shoutussalam – Kamis (6/2/2014), sebuah catatan harian seorang mujahid muda di Suriah yang baru saja gugur syahid tersebar. Menjadi perbincangan hangat dan tak henti-hentinya membuat banyak orang berdecak kagum.

Bukan karena amalan Jihadnya yang luar biasa. Memimpin operasi Mujahidin, membunuh banyak musuh, dan lain sebagainya. Bukan, bukan.

Bukan lantaran amalan-amalan keseharian di samping amal Jihadnya, seperti tak pernah bolos sholat sunnah, atau puasa setiap hari, dan amalan lain. Bukan, bukan.

Namun sang Mujahid muda tersebut, mengisi buku diary-nya di medan jihad dengan daftar dosa dan kesalahan yang selalu ia kerjakan setiap harinya.

Young Mujahid in Syria

Alkisah, terjadi baku tembak sengit antara Mujahidin Suriah dengan Tentara Nushairiyyah yang menghantarkan beberapa Mujahid gugur syahid.

Usai pertempuran dan kemenangan berada di pihak Mujahidin, mereka mulai menyisir lokasi guna mencari jasad saudara-saudaranya yang gugur. Dan ditemukanlah jasad seorang Mujahid muda yang baru berumur 16 tahun.

Mujahidin temukan dan saksikan tanda-tanda kesyahidan pada sang bocah Mujahid tadi. Rasa takjub mereka tak berhenti sampai disitu. Mereka temukan sebuah buku catatan kecil di saku syuhada’ cilik tadi.

Apakah isinya? Isinya adalah daftar dosa dan kesalahan yang dilakukan sang Mujahid muda tadi selama satu pekan terakhir di bumi Jihad.

Senin : Aku tidur tanpa mengambil air wudhu terlebih dahulu.

Selasa : Aku tertawa terbahak-bahak dengan suara yang sangat keras.

Rabu : Aku menyelesaikan Qiyamul Lail (Sholat Malam) dengan terburu-buru.

Kamis : Tatkala aku sedang beristirahat, dan bermain bola dengan teman-teman lain, aku mencetak angka, memasukkan bola ke gawang lawan. Dan saat itu menyelusup di batinku rasa bangga/ ujub.

Jum’at  : Aku hanya bersholawat 700 kali, padahal seharusnya 1000 kali.

Sabtu : Salah satu komandan Mujahidin mendahuluiku ketika memberikan salam.

Ahad : Aku lupa berdzikir pagi.

Dan hal yang mengejutkan adalah, ia lakukan hal-hal yang ia anggap sebagai “dosa” dan “kesalahan” itu tatkala ia sedang beramal Jihad, beramal Ribath, berjaga-jaga di front pertempuran terdepan melawan musuh-musuh Islam.

Lantas, bagaimanakah kita ketika menghitung-hitung setiap kesalahan dan berintrospeksi diri atasnya?

Sungguh kita perlu belajar dari Sang Mujahid muda ini. Meski ia telah memiliki gelar sebagai seorang “Mujahid” dan bahkan “Syuhada”, InsyaAllah. Dirinya tetap diselimuti rasa rendah hati, dan tak berpuas diri dengan hanya amal jihadnya saja.

Meski di masa udanya telah menjadi seorang Mujahid, ia tetap tak merasa pongah dan ogah untuk bermuhasabah diri. Ia selalu mengingat-ingat dan menangisi kesalahan-kesalahan yang sebetulnya tidaklah layak dikategorikan sebagai sebuah dosa. [arkan]
󾁋󾁋󾁋󾁋

Semoga kita bisa mengambil banyak ibroh dari kisah yang menakjubkan ini..