Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginanya” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi dan yang lainnya).
Donderdag 30 Januarie 2014
pray..
Dinsdag 28 Januarie 2014
Saat ku lanjut usia 'Sheila on 7'
Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas
Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas
Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari
Saat ku lanjut usia 'Sheila on 7'
Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas
Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas
Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari
Sondag 12 Januarie 2014
No Body Perfect
Suami yang menikahimu tidaklah semulia
Muhammad,tidaklah setaqwa Ibrahim,
pun tidak setabah Ayyub.
Suamimu hanyalah pria akhir zaman
yang punya cita-cita membangun
keturunan yang Sholeh.
Pernikahan mengajarkan rumah, kamu
penghuninya.
Suami sebagai guru, kamu muridnya.
Seandainya suami lupa…
Bersabarlah kamu memperingatinya
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia
Khadijah,tidaklah setaqwa Aisyah, pun
tidaklah setabah Fatimah.
Istrimu
hanyalah wanita akhir zaman yang
punya cita-cita menjadi istri yang
sholehah. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban
bersama.
Istri menjadi tanah, kamu penaungnya,
istri ladang tanaman, kamu pemagarnya.
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat
bermanjanya.
Seandainya istrimu tulang yang
bengkok…
Berhati-hatilah kamu meluruskannya..
karena jika tidak berhati-hati tulang itu akan patah
Muhammad,tidaklah setaqwa Ibrahim,
pun tidak setabah Ayyub.
Suamimu hanyalah pria akhir zaman
yang punya cita-cita membangun
keturunan yang Sholeh.
Pernikahan mengajarkan rumah, kamu
penghuninya.
Suami sebagai guru, kamu muridnya.
Seandainya suami lupa…
Bersabarlah kamu memperingatinya
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia
Khadijah,tidaklah setaqwa Aisyah, pun
tidaklah setabah Fatimah.
Istrimu
hanyalah wanita akhir zaman yang
punya cita-cita menjadi istri yang
sholehah. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban
bersama.
Istri menjadi tanah, kamu penaungnya,
istri ladang tanaman, kamu pemagarnya.
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat
bermanjanya.
Seandainya istrimu tulang yang
bengkok…
Berhati-hatilah kamu meluruskannya..
karena jika tidak berhati-hati tulang itu akan patah
Woensdag 01 Januarie 2014
DIAPER RASH DAN ORAL TRUSH
TUGAS MATA KULIAH BAYI DAN BALITA
DENGAN MASALAH
DIAPER RASH DAN ORAL TRUSH
Disusun
oleh:
Kelompok V / Kelas III D
- Anisa Rohmatun (120120)
- Muth Mainnah (120210)
- Radianita Anggi Saskia (120212)
- Laila Komalasari (120213)
- Anis Rosida (120225)
- Tina Auliani (120226)
- Riztiya Juniarti (120256)
- Desi Wulandari (120258)
AKADEMI
KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
masalah pada bayi dan balita yang lazim, yaitu “Diaper Rash dan Oral
Trush”.
Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas Mata Kuliah
Bayi dan Balita Normal. Oleh karena itu, terima kasih
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu, khusunya kepada dosen mata
kuliah yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dimohonkan untuk
kesempurnaan makalah
ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 19 November
2013
Penulis.
HALAMAN
JUDUL................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR
ISI...........................................................................................................iii
BAB
I
PENDAHULUAN.......................................................................................iv
A.
Latar belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Manfaat.........................................................................................................2
BAB
II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A.
Oral Trush....................................................................................................3
1. Definisi...................................................................................................3
2. Etiologi...................................................................................................3
3. Tanda dan Gejala....................................................................................6
4. Penatalaksanaan......................................................................................7
B. Diaper Rash..................................................................................................8
1. Definisi...................................................................................................9
2. Etiologi...................................................................................................9
3. Tanda dan Gejala....................................................................................9
4. Penatalaksanaan...................................................................................10
BAB
III PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA
Diaper rash atau sering disebut sebagai
ruam popok, diaper dermatitis atau primary
irritant napkin dermatitis. Diaper rash merupakan istilah yang digunakan
untuk mendeskripsikan suatu masalah iritasi yang timbul pada kulit yang
tertutup oleh popok. Kondisi ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah
kulit yang paling sering timbul pada bayi dan anak-anak yang popoknya selalu
basah dan jarang diganti sehingga menimbulkan dermatitis iritan. Hal ini juga
sering diderita oleh neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.
Sebagian besar kasus ruam diaper rash bersifat jangka pendek dan dapat diatasi
dengan penanganan-penanganan sederhana yang dapat dilakukan di rumah.
Oral trush adalah bercak putih pada
lidah, langit – langit dan pipi bagian dalam. Bercak tersebut sulit untuk
dihilangkan dan bila diambil secara paksa akan mengakibatkan perdarahan. Oral
trush ini sering disebut juga dengan oral
candidiasis atau moniliasis, dan
sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian
makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik atau
imunosupresif (Nelson, 63: 1994).
1.
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui tentang diaper
rash dan oral trush
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mengetahui pengertian diaper rash dan oral trush
b.
Untuk
mengetahui penyebab diaper rash dan oral trush
c.
Untuk
mengetahui tanda dan gejala diaper rash dan oral trush
d.
Untuk
mengetahui penatalaksanaan diaper rash dan oral trush
a.
Pengertian diaper rash dan oral trush
b.
Penyebab oral trush dan diaper rash
c.
Tanda dan gejala diaper rash dan oral trush
d.
Penatalaksanaan diaper rash dan oral trush
1.
Definisi
Diaper rash adalah suatu keadaan akibat dari kontak
terus-menerus dengan lingkungan yang tidak baik (Vivian, 2010).
Diaper rash atau ruam popok (penyakit kulit popok)
adalah ruam merah terang disebabkan oleh iritasi dari kulit yang terkena urine
atau kotoran (faeces) yang berlangsung lama di bagian mana saja di bawah popok
anak (Muslihatun, 2010).
2.
Etiologi
Diaper rash disebabkan oleh infeksi jamur Candida yang banyak menyerang anak-anak.
Candida dapat hidup di lingkungan
mana saja, dapat berkembang baik di daerah yang hangat, lembab seperti di bawah
popok. Jamur tersebut biasanya terdapat pada bayi-bayi yang tidak terjaga
kebersihan dan kekeringannya. Selain itu, diaper rash dapat pula terjadi pada bayi
yang sedang mendapat antibiotik atau melalui ASI dari ibu yang sedang
mendapatkan terapi antibiotik, serta frekuensi buang air besar yang sering.
Terdapat faktor yang mendasari terjadinya iritasi pada
kulit, meliputi derajat kelembapan (kulit yang basah lebih mudah mengalami
kerusakan), peningkatan pH (kulit yang alkalis dapat meningkatkan penetrasi mikroorganisme
dan aktivitas fecal enzim), kolonisasi mikroorganisme (staphylococcus aureus atau candida),
serta riwayat keluarga mengenai keadaan dermatologik primer (psoriasis, eksema,
atau dermatitis seboroik) (Faisal, 2012).
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya
diaper rash, antara lain:
a. Maserasi
Stratum korneum menentukan fungsi pertahanan (barrier) pada epidermis. Stratum korneum
terdiri atas sel yang akan berhenti mengelupas dan memperbarui diri pada siklus
12-24 hari. Matriks ekstraselular hidrofobik berperan sebagai barier, mencegah
kehilangan cairan dan sebagai tempat masuknya air dan bahan hidrofilik lainnya.
Sel hidrofilik pada stratum korneum (korneosit) memberikan perlindungan mekanis
dari lingkungan luar dalam bentuk lapisan lilin. Keadaan basah yang
berlebihan akan memberikan dampak berat pada stratum korneum. Pertama, keadaan
ini akan membuat permukaan kulit menjadi pecah-pecah dan lebih sensitif
terhadap gesekan. Kedua, keadaan ini mengganggu fungsi perlindungan, menambah
penyerapan bahan iritan kedalam lapisan sensitif pada kulit di bawah stratum
korneum dan membuka lapisan ini sehingga menjadi kering dan menjadi tempat
masuknya mikroorganisme. Oklusi kulit yang berkepanjangan dapat menimbulkan eritema,
terutama jika air kontak dengan permukaan kulit dan akhirnya dapat terjadi
dermatitis.
b. Gesekan
Gesekan antara kulit dan popok
merupakan faktor penting dalam beberapa kasus diaper rash. Hal ini didukung oleh
predileksi tersering diaper rash yaitu di tempat yang paling sering terjadi gesekan, misalnya
pada permukaan dalam paha, permukaan genital, bokong
dan pinggang.
c.
Urine
Selama beberapa tahun, amonia dipercaya sebagai
penyebab utama terjadinya diaper rash. Namun sekarang telah diketahui bahwa amonia bukan penyebab
utama terjadinya diaper rash. Jumlah mikroorganisme terkait amonia tidak berbeda antara
bayi dengan atau tanpa diaper rash. Hal ini menunjukkan bahwa hasil degradasi urine lainnya selain
amonia memegang peranan penting pada kejadian diaper rash. Suatu penelitian membuktikan
bahwa urin yang disimpan selama 18 jam pada suhu 370C dapat
menginduksi terjadinya dermatitis ketika diberikan pada kulit bayi. Saat ini
jelas bahwa pH urin memegang peranan penting pada penyakit ini.Urin yang
memiliki pH tinggi (alkalis) pada bayi dapat menimbulkan irritant napkin dermatitis.
d. Feses
Telah diketahui selama
bertahun-tahun bahwa feses manusia
memiliki efek iritan pada kulit. Pada feses bayi terdapat protease, pankreas,
lipase, dan enzim-enzim lainnya yang dihasilkan oleh bakteri dalam usus. Enzim ini
berperan penting dalam proses terjadinya iritasi kulit. Efek iritan dari enzim
tersebut semakin meningkat dengan adanya kenaikan pH dan gangguan fungsi
barier.
Urea yang diproduksi oleh berbagai
bakteri pada feses dapat meningkatkan pH feses. Meningkatnya pH dapat
meningkatkan aktivitas enzim lipase dan protease pada feses.
Produksi feses
cair yang berlebihan berhubungan dengan pemendekan waktu transit dan feses ini
mengandung sejumlah besar sisa enzim percernaan yang dapat menyebabkan iritasi
pada kulit
e. Mikroorganisme
Mikroorganisme seperti bakteri (Streptococcus dan Staphyllococcus),
dan jamur (Candida) dapat menyebabkan
diaper rash.
Meskipun sering dinyatakan infeksi bakteri berperan
penting dalam terjadinya diaper rash, studi kuantitatif menunjukkan bahwa flora
bakteri yang diisolasi dari daerah yang mengalami erupsi tidak berbeda dengan
bakteri yang diisolasi dibeberapa area kulit normal bayi.
f. Antibiotik
Penggunaan antibiotik spektrum luas pada bayi dengan
otitis media dan infeksi traktus respiratorius menunjukkan peningkatan insiden
terjadinya irritan napkins dernatitis.
Antibiotik dapat membunuh bakteri, baik flora normal maupun flora patogen.
Kedua keseimbangan bakteri ini dapat menyebabkan infeksi jamur. Hal ini dapat
terjadi ketika bayi mengkonsumsi antibiotik atau pemberian ASI oleh ibu yang
mengkonsumsi antibiotik. Selain itu kesalah dalam penggunaan bahan topikal
untuk melindungi kulit juga dapat meningkatnya resiko terjadinya diaper rash.
g. Kesalahan atau
kurangnya perawatan kulit
Penggunaan sabun mandi dan bedak yang salah dapat
eningkatkan resiko terjadinya dermatitis iritan. Cara pembersihan dan
pengeringan di daerah popok yang tidak tepat serta frekuensi penggantian popok
yang jarang juga dapat menjadi faktor pencetus
h. Reaksi alergi
Alergen biasanya adalah parfum dan bahan dari popok.
Kulit yang teriritasi berwarna merah, berbatas tegas dengan permukaannya
terdapat vesikel dan erosi. Namun, secara umum reaksi alergi jarang menyebabkan
diaper rash.
i.
Kelainan anomali pada traktus
urinarius
Kelainan pada
traktus urinarius dapat menyebabkan infeksi traktus urunarius (Faisal, 2012).
3.
Tanda dan
Gejala
a.
Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erythema
b.
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan,
perut bawah paha atas
c.
Keadaan lebih parah terdapat erythamatosa
d.
Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan kaki lecet dan berbau tajam
e.
Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur
f.
Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha
g.
Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok
h.
Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering
terkolonisasi oleh jamur, terutama jenis Candida
Albicans, sehingga kelainan kulit bertambah merah dan basah (Sudarti,
2010).
4.
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1)
Mengganti popok
segera setelah anak kencing untuk mencegah
lembab pada kulit. Tidak
menggunakan popok ketat terutama pada sepanjang
malam. Gunakan popok longgar sehingga bagian yang basah dan terkena tinja tidak
menggesek kulit lebih luas. Bersihkan dengan lembut daerah popok dengan air. Tidak perlu
menggunakan sabun setiap kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar.
(Bayi yang mendapat ASI dapat
BAB sebanyak 8x/hari).
Gunakan sabun hanya bila tinja tidak mudah keluar
2)
Jangan
menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan masalah dengan
pernapasan pada bayi
3) Hindari selalu
membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Alkohol atau parfum juga dapat
mengiritasi kulit bayi (American Osteopathic College of Dermatology).
b. Penanganan
1) Daerah yang
terkena diaper rash tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan
tetap kering
2)
Untuk membersihkan kulit iritasi
dengan menggunakan kapas halus yang mengandung minyak (babby oil)
3)
Segera bersihkan dan keringkan
sesudah selesai BAK atau BAB
4)
Atur posisi tidur anak agar tidak
menekan kulit atau daerah yang iritasi
5)
Usahakan memberikan makanan tinggi
kalori tinggi protein (TKTP) dengan porsi yang cukup
6)
Memperhatikan kebersihan kulit dan
kebersihan tubuh secara keseluruhan
7)
Jagalah kebersihan pakaian dan
alat-alat bayi
8)
Pakaian yang terpapar urine harus
direndam dalam air yang dicampur acidum borium
9)
Kemudian dibersikan dan tidak boleh
menggunakan sabun cuci, langsung dibilas air bersih dan dikeringkan (Sudarti,
2010).
c. Pengobatan
1) Konsultasikan dengan dokter bila kondisi ruam:
·
Melepuh atau
terdapat nanah
·
Tidak hilang
dalam waktu 48 sampai 72 jam
·
Menjadi
lebih berat
2)
Desitin (atau oksida seng lainnya yang
mengandung pasta), diterapkan pada waktu tidur dapat membantu mencegah ruam dimuali ketika ada gerakan usus malam hari
3)
Lotrimin AF (Lotremin) atau Micatin dapat digunakan
untuk ruam popok dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
4)
Hindari penggunaan salep Neosporin, karena salep ini merupakan produk umum yang menyebabkan alergi (American Osteopathic College of Dermatology).
B.
Oral Trush
1.
Definisi
Menurut Deslidel, dkk (2011), Oral trush
adalah infeksi jamur yang terjadi pada area hangat dan basah yang ditandai
dengan bercak-bercak membran berwarna putih, menimbul, mirip sisa-sisa susu di
mukosa mulut, pipi bagian dalam, lidah, palatum, dan faring.
Oral trush disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis. Oral trush merupakan terinfeksinya
membran mukosa mulut bayi oleh jamur Candida
yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan dan membentuk plak-plak
berkeping di mulut, terjadi ulkus dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan
gejala demam karena adanya iritasi gastrointestinal (Vivian, 2010).
Oral trush
ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang
mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang berupa
lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan kapas
lidi yang dibasahi dengan air hangat (M. Scharin, 1994: 448).
2.
Etiologi
Menurut Ummu Kautsar (2010), pada
umumnya oral trush disebabkan oleh
jamur kandida yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama
persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu yang tidak
bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral trush pada bayi terjadi 7-10
hari pasca persalina. Jamur kandida bersifat saprofit, sehingga jika daya tahan
tubuh bayi turun atau menggunakan antibiotik dalam waktu lama dapat terjadi
pertumbuhan jamur ini secara cepat dan menimbulkan infeksi berupa oral trush
dan diare. Jadi, apabila antibiotik tertentu digunakan pada usia di bawah 1
tahun akan mengakibatkan sariwan atau oral trush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap
hampir semua jenis antibiotika yang biasa dipergunkan dan dapat berkembang
sewaktu mikroorganisme lain tertekan. Oral trush juga dapat terjadi karena
bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan mulut. Lesi-lesi mulut
mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang
menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut. Bercak-bercak
dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah, keadaan ini
didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah
terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme.
Infeksi yang berat dapat menyebar menuruni esophagus.
3.
Tanda
dan Gejala
a.
Tanda
Pada
Bayi:
1)
Suhu badan naik hingga
40 derajat celcius
2)
Mengeluarkan saliva
lebih dari biasanya
3)
Selalu rewel dan gelisah
4)
Tidak mau makan, atau
makanan dimuntahkan
5)
Tidak mau minum ASI
maupun susu botol
6)
Bau mulut tidak sedap
Pada
Balita:
7)
Kadang suhu naik tidak
terlalu tinggi
8)
Nafsu makan berkurang
b.
Gejala
1)
Lidah menjadi agak licin
2)
Warna lidah kemerahan
3)
Timbul lesi di bagian
bawah dan pinggir pada belahan tengah lidah
4)
Ada bintik putih dan
terkadang benjolan kecil yang dapat pecah pada pipi bagian dalam sehingga mulut
terasa perih
5)
Bercak keputihan di
mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan
6)
Mukosa mulut mengelupas
7)
Lesi multipel pada
mukosa mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, jika
diangkat menyebabkan pendarahan
8)
Bila kronis terjadi
granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang
berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak
4.
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Pencegahan oral trush yang terbaik adalah
memebersihkan dan mengeringkan daerah mulut bayi dan sekitarnya sesegera
mungkin setelah selesai menyusui serta menjaga kebersihan ibu dan bayinya
(Deslidel, 2011).
b.
Penanganan
Menurut Vivian (2010), oral trush pada umumnya bisa
sembuh dengan sendirinya, akan tetapi lebih baik jika diberikan penanganan berikut:
1) Bedakan oral
trush dengan endapan susu pada mulut bayi
2) Apabila sumber
infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera di obati dengan pemberian
antibiotik
3) Jaga kebersihan
dengan baik, terutama kebersihan mulut
4) Bersihkan
daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan juga
bersih
5) Pada bayi yang
minum susu dengan menggunakan botol, gunakan teknik steril dalam memberikan
botol susu. Sebelum botol susu diberikan sebaiknya botol susu direbus hingga
mendidih.
c. Pengobatan
1) 1 ml larutan Nystatin
(100.000 unit/ml) untuk diberikan 4 kali sehari dengan interval setiap 6 jam.
Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke
rongga mulut sebelum ditelan. Obat ini akan membatasi penyebaran penyakit hanya
di ruang perawatan bayi serta menghindari infeksi berkepanjangan yang kadang
terjadi (Deslidel, 2011).
2) Gentian violet (1-2
%) dioleskan pada lesi mulut 1 jam setelah pemberian ASI (Ladewig, 2006), 3
kali dalah sehari (Vivian, 2010).
5)
Diaper rash dan oral trush merupakan masalah yang
lazim terjadi pada bayi baru lahir dan balita. Kedua maslah ini dalam banyak
kasus disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans dan lingkungan yang tidak bersih. Perbedaan kedua masalah ini terletak pada
tempat terjadinya infeksi. Mengingat
masalah diaper rash dan oral trush sangat mengganggu kenyamanan bayi dan balita,
alangkah pentingnya peran orang tua dalam merawat bayi dan balita agar
terhindar dari kedua
masalah ini.
1.
Untuk Mahasiswa
Diharapkan Mahasiswa bisa lebih memahami materi tentang
Diaper Rash dan Oral Trush.
2.
Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menambah bahan bacaan di institusi pendidikan.
Teken in op:
Plasings (Atom)