Donderdag 30 Januarie 2014

pray..

Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginanya” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi dan yang lainnya).

Dinsdag 28 Januarie 2014

Saat ku lanjut usia 'Sheila on 7'

Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi

Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas

Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain

Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari

Saat ku lanjut usia 'Sheila on 7'

Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi

Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas

Reff:
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain

Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari

Sondag 12 Januarie 2014

No Body Perfect

Suami yang menikahimu tidaklah semulia
Muhammad,tidaklah setaqwa Ibrahim,
pun tidak setabah Ayyub.

Suamimu hanyalah pria akhir zaman
yang punya cita-cita membangun
keturunan yang Sholeh.
Pernikahan mengajarkan rumah, kamu
penghuninya.
Suami sebagai guru, kamu muridnya.
Seandainya suami lupa…
Bersabarlah kamu memperingatinya

Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia
Khadijah,tidaklah setaqwa Aisyah, pun
tidaklah setabah Fatimah.

Istrimu
hanyalah wanita akhir zaman yang
punya cita-cita menjadi istri yang
sholehah. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban
bersama.

Istri menjadi tanah, kamu penaungnya,
istri ladang tanaman, kamu pemagarnya.
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat
bermanjanya.

Seandainya istrimu tulang yang
bengkok…
Berhati-hatilah kamu meluruskannya..
karena jika tidak berhati-hati tulang itu akan patah

Woensdag 01 Januarie 2014

DIAPER RASH DAN ORAL TRUSH



DIAPER RASH DAN ORAL TRUSH



Disusun oleh:
Kelompok V / Kelas III D
  1. Anisa Rohmatun                   (120120)
  2. Muth Mainnah                      (120210)
  3. Radianita Anggi Saskia        (120212)
  4. Laila Komalasari                   (120213)
  5. Anis Rosida                            (120225)
  6. Tina Auliani                           (120226)
  7. Riztiya Juniarti                      (120256)
  8. Desi Wulandari                     (120258)



AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai masalah pada bayi dan balita yang lazim, yaitu Diaper Rash dan Oral Trush”.
            Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bayi dan Balita Normal. Oleh karena itu, terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu, khusunya kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dimohonkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
                                                                                   


Yogyakarta, 19 November 2013

Penulis.



HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................iv
A.    Latar belakang..............................................................................................1
B.     Tujuan...........................................................................................................2
C.     Manfaat.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A.    Oral Trush....................................................................................................3
1.      Definisi...................................................................................................3
2.      Etiologi...................................................................................................3
3.      Tanda dan Gejala....................................................................................6
4.      Penatalaksanaan......................................................................................7
B.     Diaper Rash..................................................................................................8
1.      Definisi...................................................................................................9
2.      Etiologi...................................................................................................9
3.      Tanda dan Gejala....................................................................................9
4.      Penatalaksanaan...................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................12
A.    Kesimpulan.................................................................................................12
B.     Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA



Diaper rash atau sering disebut sebagai ruam popok, diaper dermatitis atau primary irritant napkin dermatitis. Diaper rash merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu masalah iritasi yang timbul pada kulit yang tertutup oleh popok. Kondisi ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah kulit yang paling sering timbul pada bayi dan anak-anak yang popoknya selalu basah dan jarang diganti sehingga menimbulkan dermatitis iritan. Hal ini juga sering diderita oleh neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal. Sebagian besar kasus ruam diaper rash bersifat jangka pendek dan dapat diatasi dengan penanganan-penanganan sederhana yang dapat dilakukan di rumah.
Oral trush adalah bercak putih pada lidah, langit – langit dan pipi bagian dalam. Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila diambil secara paksa akan mengakibatkan perdarahan. Oral trush ini sering disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif (Nelson, 63: 1994).




1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang diaper rash dan oral trush
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui pengertian diaper rash dan oral trush
b.      Untuk mengetahui penyebab diaper rash dan oral trush
c.       Untuk mengetahui tanda dan gejala diaper rash dan oral trush
d.      Untuk mengetahui penatalaksanaan diaper rash dan oral trush

Diharapkan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang:
a.       Pengertian diaper rash dan oral trush
b.      Penyebab oral trush dan diaper rash
c.       Tanda dan gejala diaper rash dan oral trush
d.      Penatalaksanaan diaper rash dan oral trush
1.      Definisi
Diaper rash adalah suatu keadaan akibat dari kontak terus-menerus dengan lingkungan yang tidak baik (Vivian, 2010).
Diaper rash atau ruam popok (penyakit kulit popok) adalah ruam merah terang disebabkan oleh iritasi dari kulit yang terkena urine atau kotoran (faeces) yang berlangsung lama di bagian mana saja di bawah popok anak (Muslihatun, 2010).

2.      Etiologi
Diaper rash disebabkan oleh infeksi jamur Candida yang banyak menyerang anak-anak. Candida dapat hidup di lingkungan mana saja, dapat berkembang baik di daerah yang hangat, lembab seperti di bawah popok. Jamur tersebut biasanya terdapat pada bayi-bayi yang tidak terjaga kebersihan dan kekeringannya. Selain itu, diaper rash dapat pula terjadi pada bayi yang sedang mendapat antibiotik atau melalui ASI dari ibu yang sedang mendapatkan terapi antibiotik, serta frekuensi buang air besar yang sering.
Terdapat faktor yang mendasari terjadinya iritasi pada kulit, meliputi derajat kelembapan (kulit yang basah lebih mudah mengalami kerusakan), peningkatan pH (kulit yang alkalis dapat meningkatkan penetrasi mikroorganisme dan aktivitas fecal enzim), kolonisasi mikroorganisme (staphylococcus aureus atau candida), serta riwayat keluarga mengenai keadaan dermatologik primer (psoriasis, eksema, atau dermatitis seboroik) (Faisal, 2012).



Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya diaper rash, antara lain:
a.       Maserasi
Stratum korneum menentukan fungsi pertahanan (barrier) pada epidermis. Stratum korneum terdiri atas sel yang akan berhenti mengelupas dan memperbarui diri pada siklus 12-24 hari. Matriks ekstraselular hidrofobik berperan sebagai barier, mencegah kehilangan cairan dan sebagai tempat masuknya air dan bahan hidrofilik lainnya. Sel hidrofilik pada stratum korneum (korneosit) memberikan perlindungan mekanis dari lingkungan luar dalam bentuk lapisan lilin. Keadaan basah yang berlebihan akan memberikan dampak berat pada stratum korneum. Pertama, keadaan ini akan membuat permukaan kulit menjadi pecah-pecah dan lebih sensitif terhadap gesekan. Kedua, keadaan ini mengganggu fungsi perlindungan, menambah penyerapan bahan iritan kedalam lapisan sensitif pada kulit di bawah stratum korneum dan membuka lapisan ini sehingga menjadi kering dan menjadi tempat masuknya mikroorganisme. Oklusi kulit yang berkepanjangan dapat menimbulkan eritema, terutama jika air kontak dengan permukaan kulit dan akhirnya dapat terjadi dermatitis.
b.      Gesekan
Gesekan antara kulit dan popok merupakan faktor penting dalam beberapa kasus diaper rash. Hal ini didukung oleh predileksi tersering diaper rash yaitu di tempat yang paling sering terjadi gesekan, misalnya pada permukaan dalam paha, permukaan genital, bokong dan pinggang.
c.       Urine
Selama beberapa tahun, amonia dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya diaper rash. Namun sekarang telah diketahui bahwa amonia bukan penyebab utama terjadinya diaper rash. Jumlah mikroorganisme terkait amonia tidak berbeda antara bayi dengan atau tanpa diaper rash. Hal ini menunjukkan bahwa hasil degradasi urine lainnya selain amonia memegang peranan penting pada kejadian diaper rash. Suatu penelitian membuktikan bahwa urin yang disimpan selama 18 jam pada suhu 370C dapat menginduksi terjadinya dermatitis ketika diberikan pada kulit bayi. Saat ini jelas bahwa pH urin memegang peranan penting pada penyakit ini.Urin yang memiliki pH tinggi (alkalis) pada bayi dapat menimbulkan irritant napkin dermatitis.
d.      Feses
Telah diketahui selama bertahun-tahun bahwa feses manusia memiliki efek iritan pada kulit. Pada feses bayi terdapat protease, pankreas, lipase, dan enzim-enzim lainnya yang dihasilkan oleh bakteri dalam usus. Enzim ini berperan penting dalam proses terjadinya iritasi kulit. Efek iritan dari enzim tersebut semakin meningkat dengan adanya kenaikan pH dan gangguan fungsi barier.
Urea yang diproduksi oleh berbagai bakteri pada feses dapat meningkatkan pH feses. Meningkatnya pH dapat meningkatkan aktivitas enzim lipase dan protease pada feses.
Produksi feses cair yang berlebihan berhubungan dengan pemendekan waktu transit dan feses ini mengandung sejumlah besar sisa enzim percernaan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
e.       Mikroorganisme
Mikroorganisme seperti bakteri (Streptococcus dan Staphyllococcus), dan jamur (Candida) dapat menyebabkan diaper rash.
Meskipun sering dinyatakan infeksi bakteri berperan penting dalam terjadinya diaper rash, studi kuantitatif menunjukkan bahwa flora bakteri yang diisolasi dari daerah yang mengalami erupsi tidak berbeda dengan bakteri yang diisolasi dibeberapa area kulit normal bayi.
f.       Antibiotik
Penggunaan antibiotik spektrum luas pada bayi dengan otitis media dan infeksi traktus respiratorius menunjukkan peningkatan insiden terjadinya irritan napkins dernatitis. Antibiotik dapat membunuh bakteri, baik flora normal maupun flora patogen. Kedua keseimbangan bakteri ini dapat menyebabkan infeksi jamur. Hal ini dapat terjadi ketika bayi mengkonsumsi antibiotik atau pemberian ASI oleh ibu yang mengkonsumsi antibiotik. Selain itu kesalah dalam penggunaan bahan topikal untuk melindungi kulit juga dapat meningkatnya resiko terjadinya diaper rash.
g.      Kesalahan atau kurangnya perawatan kulit
Penggunaan sabun mandi dan bedak yang salah dapat eningkatkan resiko terjadinya dermatitis iritan. Cara pembersihan dan pengeringan di daerah popok yang tidak tepat serta frekuensi penggantian popok yang jarang juga dapat menjadi faktor pencetus
h.      Reaksi alergi
Alergen biasanya adalah parfum dan bahan dari popok. Kulit yang teriritasi berwarna merah, berbatas tegas dengan permukaannya terdapat vesikel dan erosi. Namun, secara umum reaksi alergi jarang menyebabkan diaper rash.
i.        Kelainan anomali pada traktus urinarius
Kelainan pada traktus urinarius dapat menyebabkan infeksi traktus urunarius (Faisal, 2012).

3.      Tanda dan Gejala
a.       Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erythema
b.      Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan, perut bawah paha atas
c.       Keadaan lebih parah terdapat  erythamatosa
d.      Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan kaki lecet dan berbau tajam
e.       Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur
f.       Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha
g.      Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok
h.      Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering terkolonisasi oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga kelainan kulit bertambah merah dan basah (Sudarti, 2010).

4.      Penatalaksanaan
a.       Pencegahan
1)      Mengganti popok segera setelah anak kencing untuk mencegah lembab pada kulit. Tidak menggunakan popok ketat terutama pada sepanjang malam. Gunakan popok longgar sehingga bagian yang basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit lebih luas. Bersihkan dengan lembut daerah popok dengan air. Tidak perlu menggunakan sabun setiap kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar. (Bayi yang mendapat ASI dapat BAB sebanyak 8x/hari). Gunakan sabun hanya bila tinja tidak mudah keluar
2)      Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan masalah dengan pernapasan pada bayi
3)      Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Alkohol atau parfum juga dapat mengiritasi kulit bayi (American Osteopathic College of Dermatology).
b.      Penanganan
1)      Daerah yang terkena diaper rash tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering
2)      Untuk membersihkan kulit iritasi dengan menggunakan kapas halus yang  mengandung minyak (babby oil)
3)      Segera bersihkan dan keringkan sesudah selesai BAK  atau BAB
4)      Atur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi
5)      Usahakan memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dengan porsi yang cukup
6)      Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara    keseluruhan
7)      Jagalah kebersihan pakaian dan alat-alat bayi
8)      Pakaian yang terpapar urine harus direndam dalam air yang dicampur acidum borium
9)      Kemudian dibersikan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci, langsung dibilas air bersih dan dikeringkan (Sudarti, 2010).
c.       Pengobatan
1)      Konsultasikan dengan dokter bila kondisi ruam:
·         Melepuh atau terdapat nanah
·         Tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam
·         Menjadi lebih berat
2)      Desitin (atau oksida seng lainnya yang mengandung pasta), diterapkan pada waktu tidur dapat membantu mencegah ruam dimuali ketika ada gerakan usus malam hari
3)      Lotrimin AF (Lotremin) atau Micatin dapat digunakan untuk ruam popok dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
4)      Hindari penggunaan salep Neosporin, karena salep ini merupakan produk umum yang menyebabkan alergi (American Osteopathic College of Dermatology).
B.     Oral Trush
1.      Definisi
Menurut Deslidel, dkk (2011), Oral trush adalah infeksi jamur yang terjadi pada area hangat dan basah yang ditandai dengan bercak-bercak membran berwarna putih, menimbul, mirip sisa-sisa susu di mukosa mulut, pipi bagian dalam, lidah, palatum, dan faring.
Oral trush disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis. Oral trush merupakan terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur Candida yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena adanya iritasi gastrointestinal (Vivian, 2010).
Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat (M. Scharin, 1994: 448).

2.        Etiologi
Menurut Ummu Kautsar (2010), pada umumnya oral trush disebabkan oleh jamur kandida yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral trush pada bayi terjadi 7-10 hari pasca persalina. Jamur kandida bersifat saprofit, sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau menggunakan antibiotik dalam waktu lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan menimbulkan infeksi berupa oral trush dan diare. Jadi, apabila antibiotik tertentu digunakan pada usia di bawah 1 tahun akan mengakibatkan sariwan atau oral trush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua jenis antibiotika yang biasa dipergunkan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan. Oral trush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan mulut. Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut. Bercak-bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah, keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme. Infeksi yang berat dapat menyebar menuruni esophagus.

3.      Tanda dan Gejala
a.       Tanda
Pada Bayi:
1)      Suhu badan naik hingga 40 derajat celcius
2)      Mengeluarkan saliva lebih dari biasanya
3)      Selalu rewel dan gelisah
4)      Tidak mau makan, atau makanan dimuntahkan
5)      Tidak mau minum ASI maupun susu botol
6)      Bau mulut tidak sedap

Pada Balita:
7)      Kadang suhu naik tidak terlalu tinggi
8)      Nafsu makan berkurang
b.      Gejala
1)      Lidah menjadi agak licin
2)      Warna lidah kemerahan
3)      Timbul lesi di bagian bawah dan pinggir pada belahan tengah lidah
4)      Ada bintik putih dan terkadang benjolan kecil yang dapat pecah pada pipi bagian dalam sehingga mulut terasa perih
5)      Bercak keputihan di mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan
6)      Mukosa mulut mengelupas
7)      Lesi multipel pada mukosa mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, jika diangkat menyebabkan pendarahan
8)      Bila kronis terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak

4.      Penatalaksanaan
a.       Pencegahan
Pencegahan oral trush yang terbaik adalah memebersihkan dan mengeringkan daerah mulut bayi dan sekitarnya sesegera mungkin setelah selesai menyusui serta menjaga kebersihan ibu dan bayinya (Deslidel, 2011).

b.      Penanganan
Menurut Vivian (2010), oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, akan tetapi lebih baik jika diberikan penanganan berikut:
1)      Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi
2)      Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera di obati dengan pemberian antibiotik
3)      Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut
4)      Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan juga bersih
5)      Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, gunakan teknik steril dalam memberikan botol susu. Sebelum botol susu diberikan sebaiknya botol susu direbus hingga mendidih.
c.       Pengobatan
1)      1 ml larutan Nystatin (100.000 unit/ml) untuk diberikan 4 kali sehari dengan interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke rongga mulut sebelum ditelan. Obat ini akan membatasi penyebaran penyakit hanya di ruang perawatan bayi serta menghindari infeksi berkepanjangan yang kadang terjadi (Deslidel, 2011).
2)      Gentian violet (1-2 %) dioleskan pada lesi mulut 1 jam setelah pemberian ASI (Ladewig, 2006), 3 kali dalah sehari (Vivian, 2010).


5)       
Diaper rash dan oral trush merupakan masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir dan balita. Kedua maslah ini dalam banyak kasus disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans dan lingkungan yang tidak bersih. Perbedaan kedua masalah ini terletak pada tempat terjadinya infeksi. Mengingat masalah diaper rash dan oral trush sangat mengganggu kenyamanan bayi dan balita, alangkah pentingnya peran orang tua dalam merawat bayi dan balita agar terhindar dari kedua masalah ini.
1.      Untuk Mahasiswa
Diharapkan Mahasiswa bisa lebih memahami materi tentang Diaper Rash dan Oral Trush.

2.      Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menambah bahan bacaan di institusi pendidikan.